Sabtu, 24 Juli 2010

Salah satu Figur Sukses

BERANI AMBIL RISIKO DAN BERANI MEMULAI MERUPAKAN KUNCI KESUKSESAN YANG DIRAIH FIGUR WIRAUSAHA A. KHOIRUSSALIM IKHS
“Allah tidak akan merubah nasib seseorang apabila orang tersebut tidak ingin merubahnya”. Kiranya ungkapan tersebut sudah sering sekali kita dengar, namun tidak semua orang mampu untuk memahami maksud yang terkandung didalamnya. Hal ini berkaitan dengan pemahaman semata, namun tiada penerapan. Telah kita ketahui Indonesia merupakan negara korupsi dengan kehidupan rakyat yang tidak jauh dari kemiskinan. Pergantian penguasa dinegeri ini ternyata tidak mampu untuk menjadikan hidup rakyat sejahtera. Peristiwa jatuhnya rezim Soeharto merupakan suatu hal yang tidak bisa dilupakan dalam benak kehidupan rakyat Indonesia. Hal ini karena masa tersebut merupakan masa sulit perekonomian Indonesia ditengah tidak stabilitasnya situasi politik. Indonesia yang terkenal miskin dan bertambah melarat ketika itu sangat sukar untuk mencapai kesejahteraan rakyatnya.
Fenomena diatas ternyata sifatnya tidak selalu konstans. Maksudnya tidak semua orang (rakyat) mengalami hal yang sama. Hal ini karena kita ketahui “hidup itu ibarat roda yang selalu berputar; tidak selamanya selalu berada diatas dan tidak selamanya berdiam dibawah”. Begitulah kiranya kita untuk menggambarkan kehidupan fana ini. Kehidupan tenang dan damai belum tentu menjadi jaminan kesejahteraan, namun situasi kacau yang mampu membuka impian untuk menuju kejayaan merupakan suatu hal langka yang patut dijadikan pertanyaan. Inilah kiranya hal yang membuat perhatian kita sudah seharusnya untuk tertuju terhadap keberadaan “PT Country Lestari” yang berdiri ditengah krisis bangsa.
“PT Country Lestari” merupakan produsen donat yang asli diciptakan oleh anak bangsa Indonesia. Adapun pemilik sekaligus pendirinya adalah A.Khoirussalim Ikhs yang awalnya memanfaatkan peluang ditengah gejolak politik Indonesia. Awal perkenalan antara Khoirussalim dengan donat disebabkan oleh pengalamannya menjual donat orang lain. Ditengah situasi ekonomi Indonesia yang memburuk tentunya Khoirussalim dituntut agar mampu bertahan hidup. Gelar sarjana filsafat UGM tidak bisa menjadi jaminan untuk memenuhi kebutuhan saat itu. Sehingga mau tidak mau Khoirussalim harus bekerja tanpa memperhitungkan title atau gelar yang diperolehnya. “Hidup itu keras, sehingga manusia harus bisa dituntut untuk kuat; hidup itu pilihan yang harus diambil dan jangan dilihat dari kekurangannya tapi haruslah ditempuh terlebih dahulu”. Demikianlah untaian kata yang patut kita tujuakan kepada pengusaha yang kini telah sukses tersebut. Dari berjualan donat orang lain Khoirussalim akhirnya berinisiatif untuk menjual donat sendiri. Ia pun berhenti bekerja dari usaha orang lain dan mencoba untuk membuat donat sendiri dengan tangannya dan ia pasarkan sendiri. Dengan modal sedikit yang berasal dari hasil kerjanya terdahulu terus ia kembangkan dan dijadikan usaha. Ia menekuni usahanya tanpa menggunakan uang pinjaman. Hal ini karena Khoirussalim hanya menggunakan uang yang ada (uang hasil penjualan donatnya selalu diputar untuk berjualan donat lagi) dan modal keterampilan membuat donatnya. Dengan keyakinan ia memberanikan diri untuk terjun menjual donat meski tentunya banyak jenis kue lain yang menjadi saingan donat. Bahkan donat buatannya pernah dirasakan oleh mahasiswa-mahasiswa yang tengah berdemo di Jakarta (1998).
Dengan latar belakang seorang sarjana filsafat maka Khoirussalim akhirnya menerapkan filsafatnya pada donat. “Pendapatnya donat itu kue yang berlubang ditengah dengan rasa manis dan enak sehingga tentunya akan dicari orang banyak”. Dengan falsafah demikian akhirnya Khoirussalim berniat untuk mengembangkan usaha donatnya. Bersama yang modal sedikit dari hasil bekerja jualan donat orang lain rasanya sangat mustahil untuk bertahan memproduksi donat sendiri, namun itulah kenyataan yang ada. Gerbang kesuksesan A. Khoirussalim lewat usaha donatnya akhirnya mampu mencapai kesuksesan. Selama 7 tahun ia berjualan hanya dengan modal keyakinan dan percaya. Hasil sedikit tidak dipermasalahkan oleh pemilik PT Country Lestari ini; bagi Khoirussalim uang bukanlah segalanya. Ia merasa tanpa uang seseorang itu mampu mendapatkan impiannya. Khoirussalim berpendapat bahwa orang yang diberi modal pun belum tentu bisa berbinis, hal ini berkaitan bahwa dalam berusaha itu sebenarnya bukan uang yang diutamakan tetapi skill.
Berbisnis tanpa modal memang hal yang membuat pesimis, namun apabila melihat kegigihan Khoirussalim setidaknya mampu untuk memberi rasa optimis. Hal ini tentunya sepakat dengan pendapat Joseph Schumpeter mengenai pengertian wirausaha yang berinti pada usaha untuk menciptakan dan menghasilkan. Enterpreneur sebenarnya lebih menekankan pada wirausaha yang mampu memanfaatkan adanya peluang dan kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Hal ini lah yang diterapkan oleh Khoirussalim yang telah berusaha untuk menciptakan donat buatannya dan menghasilkan produk itu untuk dipasarkan hingga akhirnya ia mampu memanfaatkan peluang dan kemudian berhasil mendirikan suatu organisasi serta perusahaan yang mampu memberi peluang kerja untuk orang lain. Pembuktian ini terlihat dari keberadaan PT Country Lestari, produsen Country Donuts sebagai salah satu bisnis waralaba lokal yang sukses.
Hasil nyata dari usaha kerja keras Khoirussalim terliha dengan berdirinya dua pabrik donat di Jakarta dan 10 franchise lainnya di berbagai kota lainnya di Indonesia. Adanya donat-donat asing di Indonesia tidaklah dijadikan saingan oleh Khoirussalim. Misalnya saja dengan keberadaan J-co (donat asing yang populer) justru membuat Khoirussalim menjadikannya sebagai pelajaran dan dorongan terhadap pengembangan usahanya. Hal ini terbukti dengan keberadaan hasil produksi donatnya yang mulai dikenal orang banyak.
Pengusaha donat sukses yang lahir di Kebumen 24 September 1965 ini sudah berhasil dalam menerapkan teori wirausahanya. Kepercayaan yang dijadikan modal awal usahanya kini telah berhasil mengukuhkan bahwa modal berbisnis itu ialah tekun, rajin, disiplin, kerja keras, dan tawakal bukan modal uang. Hal inilah yang membuat Khoerussalim dikatakan berusaha hanya dengan modal dengkul dan modal nekad (hal ini karena dari sisi finansial Khoirussalim tidak menyiapkan uang seperti pengusaha lain). Bagi pengusaha dan direktur sukses yang memiliki kantor di tengah kampung di kawasan Ciracas, Jakarta Timur ini “kewirausahaan itu bukan bermodal materi, akan tetapi menjual skil”. Wirausaha itu menyiapkan produk dan orang lain yang menyiapkan uang untuk membeli hasil produk tersebut. Sesuai dengan pendapat David E. Rye (1996: 6), maka Koirussalim dapat dikatakan telah memenuhi syarat wirausaha. Hal ini karena pengertian wirausaha itu adalah suatu pengetahuan terapan dari konsep dan teknik manajemen yang disertai risiko dalam merubah atau memproses sumberdaya menjadi output yang bernilai tambah tinggi (value edded).
Khoirussalim sekarang telah menerima risikonya. Adapun risiko yang dirasakan lewat bisnis pemasaran donat yang bersistem direct selling (pemasaran langsung) tersebut adalah sebuah kesuksesan. Saat ini Khoirussalim telah menjabat sebagai Sekjen Asosiasi Pengusaha Waralaba Indonesia dan Presiden Direktur Entrepreuneur College. Mantan penjual donat kecil-kecilan ini sejak tahun 2005 telah mendirikan sekolah (Entrepreuneur College). Adapun tujuan dari didirikannya lembaga yang bersistem short course ini dijadikan untuk menyampaikan keinginannya agar dapat memotivasi orang lain dalam berwirausaha. Selain itu naluri wirausahanya juga dibuktikan dengan mendirikan “Country Baking School” pada tahun 2006 (lembaga kursus untuk kaum ibu). Terciptanya kursus ini karena Khoirussalim melihat peran ibu-ibu yang pandai memasak dan membuat kue. Khoirussalim beranggapan bahwa keahlian tersebut haruslah dikembangkan karena dari masakan dan pembuatan kue bisa saja ditemukan jenis makanan baru yang lebih enak dan berkreasi. Keahlian adalah bisnis, dan cara berfikir sudah seharusnya diubah. Dengan adanya semangat dan motivasi maka dapat dijadikan sebagai keyakinan untuk berbisnis. Selain itu program lain yang dihadirkan oleh “PT Country Lestari, produsen Country Donuts “ adalah mengundang anak-anak TK dalam kunjungan edukatif. Pada rangka membantu program kurikulum berbasis kompetensi, anak-anak TK diperkenalkan dengan cara membuat donat, diajarkan membuat donat sendiri yang kemudian bisa dibawa pulang (ajang ini bisa bersifat rekreasi namun berunsur edukatif).
Jiwa wirausaha yang dimiliki oleh ayah lima orang anak ini juga dituangkan dalam pembuatan buku karya-karyanya (ia menulis 3 buku untuk memotivasi orang agar mampu berbisnis tanpa menggunakan mind set bahwa bisnis itu adalah modal dan uang). Diantara karyanya yang menjadi best seller, yakni buku yang berjudul “Kiat Sukses Memulai Bisnis”. Point penting yang diungkapkan didalam buku tersebut adalah dua prinsip yang diterapkannya dalam menjadi wirausahawan sukses. “Prinsip pertama adalah mengubah mind set yang selalu mengatakan bisnis itu sulit, harus tersedia modal banyak dulu, dan prisnsip kedua adalah action (aksi); berani memulai dan kerja keras”.

Sumber :
http://id.wikipedia.orgi/wiki/figur pengusaha sukses
(diakses tanggal 9 Juni 2010)



LAMPIRAN
Figur Orang Sukses

Gambar : A Khoirussalim Ikhs
Pemilik “PT Country Lestari” produsen Country Donuts “
Sekjen Asosiasi Pengusaha Waralaba Indonesia
Presiden Direktur Entrepreuneur College.
Pemilik “Country Baking School”
Penulis buku “Kiat Sukses Memulai Bisnis”
Sumber : http://id.wikipedia.orgi/wiki/figur pengusaha sukses : (diakses tanggal 9 Juni 2010)
Keterangan : artikel ini adalah gambaran figure sukses yang ditujukan sebagai acuan dalam memotivasi semagat wirausaha. Adapun sumber artikel yang diperoleh tanggal 9 Juni 2010 ini dibuat pada hari kamis 02 Nopember 2006 yang dimasukan dalam situs internet oleh portalhr.com pada 15:58 WIB. Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah kewirausahaan pada semester 4 ini, maka penulis mengambil contoh sukses dan membuat artikel berdasarkan peikiran sendiri yang berpedoman pada data dari sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar