C. Kehidupan Budaya
1. Hasil Kebudayaan Berdasarkan Materi
Kerajaan Banten merupakan kerajaan Bercorak islam yang berbentuk Kesultanan. Agama islam merupakan keyakinan yang dianut oleh masyarakat Banten. Pengaruh islam yang masuk di wilayah Banten dibawa masuk oleh para pedagang islam yang berasal dari Arab, Gujarat, Turki dan Negara islam lainnya. Para saudagar tersebut mengunjungi Banten tidak hanya untuk melakukan kegiatan perdagangan saja melainkan juga melaksanakan penyebaran agama islam. Kebanyakan para saudagar islam yang datang dan kemudian menetap di Banten, walaupun adapula para pedagang yang kembali ke negara asalnya. Sehingga hasil peninggalan kebudayaan Kerajaan Banten mendapat pengaruh dari kebudayaan islam.
Hasil peninggalan kebudayaan yang bersifat materi dari Kerajaan Banten berupa bangunan-bangunan yang bentuk dan ukirannya mendapatkan pengaruh dari Kebudayaan islam. Contoh dari peninggalan tersebut bisa kita lihat pada adanya pembangunan masjid yang pada masa Kesultanan Banten masjid dijadikan sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah. Contoh dari masjid tersebut antara lain Masjid Kasunyata, Masjid Agung, Masjid Banten, Masjid Caringin, Masjid Palinan, serta Masjid-masjid lainnya yang dibangun yang pada saat ini masih digunakan sebagai tempat peribadatan umat islam.
Selain masjid hasil peninggalan kebudayaan berupa materi berupa hasil karya sastra berupa nyanyian-nyanyian bernada islami, teknik membaca Al-quran, serta hikayat mengenai cerita-cerita bertema islam. Selain peninggalan satra juga terdapat bangunan peninggalan istana pada masa Kesultanan Banten, contoh dari bangunan tersebut adalah Gedung Timayah, Keraton Kalibon, dan Keraton Surosowan. Bangunan-bangunan tersebut adalah peninggalan materi yang bercorak islam karena dibangun pada masa kekusaan Kerajaan Banten yang bercorak islam. Peninggalan dari Kerajaan Banten juga terlihat pada seni pahat dan ukiran Makam-makam Sultan Banten yang terdapat tulisan Arab.
Peninggalan Kebudayaan pada masa Kerajaan Banten tidak hanya dipengaruhi oleh unsur islam saja, melainkan terdapat pula adanya akulturasi kebudayaan islam dan kebudayaan Negara barat mengingat dahulunya Negara-negara dari kedua wilayah tersebut pernah mengunjungi Banten. Dari adanya pengaruh dua kebudayaan tersebutlah yang menyebabkan peninggalan kebudayaan dari Kerajaan Banten mengalami dua corak yang berbeda namun saling menyatu ( beralkulturasi ). Akulturasi tersebut bisa kita lihat pada bentuk bangunan masjid Agung yang terdapat menara, konon menara tersebut merupakan cirri dari bangunan Belanda. Selain itu peninggalan kebudayaan Kerajaan Banten berupa alat perlengkapan kehidupan yang digunakan masyarakat Banten pada saat itu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Hasil Kebudayaan Berdasarkan Non Materi
Kerajaan Banten tidak lepas dari adanya pengaruh islam, bahkan kebanyakan dari peninggalan kebudayaan Kerajaan Banten bercorak islam. Peninggalan kebudayaan itu tidak hanya sekedar benda materi yang dapat dilihat dengan mata ataupun diraba dengan tangan. Peninggalan kebudayaan Kerajaan Banten ada juga yang bersifat Non materi, dari adanya peninggalan kebudayaan inilah kita bisa melihat adanya sinkretisme ( yaitu perpaduan antara ideologi ).
Contoh adanya sinkretisme bisa kita lihat pada peninggalan kebudayaan islam yang berupa keyakinan pada kepercayaan islam. Misalnya saja dahulunya masyarakat Banten menganut ajaran Hindu melaksanakan sembahyang, tapi semenjak berdirinya Kerajaan Banten maka terdapat beberapa pengaruh dari ajaran islam seperti ibadah solat mempengaruhi masyarakat. Masyarakat berkeyakinan dengan melaksanakan ibadah maka Sang Pencipta akan dekat dengan mereka dan mengabulkan segala permohonan yang tulus berdasarkan kecintaan terhadap Allah. Dalam kegiatan ibadah secara islami terdapat peraturan solat lima waktu, puasa, dzakat ( sedekah ), membaca Alquran,dan melaksanakan ibadah haji merupakan bentuk dari adanya peninggalan kebudayaan islam yang diperoleh masyarakat dari adanya Kerajaan Banten.
Dilain sisi terdapat fakta bahwa orang Banten erat kaitannya dengan orang Sunda Pasundan, sehingga terdapat persamaan bahasa antara orang Banten Selatan dan Orang Sunda ( mengingat dahulunya Kerajaan Banten pernah berada di bawah kekuasaan Kerajaan Demak dan Pajang ). Sedangkan di wilayah Banten Utara masyarakat meggunakan Bahasa asli Jawa-Serang. Keanekaragaman bahasa ini menunjukan kalau Kerajaan Banten kaya akan kebudayaan Bahasa.
Dari segi watak dapat terlihat kalau watak orang Banten itu keras, rajin, dan ulet. Fakta tersebut terungkap apabila kita melihat sejarah awal berdirinya Kerajaan Banten yang menjadi pusat perdagangan, hal tersebut dahulunya menuntut masyarakat Banten untuk rajin dan ulet dalam menghasilkan barang-barang yang akan diperdagangkan, baik itu dari segi pertanian maupun pelayaran yang dahulunya menunjang perkembangan Kerajaan Banten. Sedangkan watak keras yang dimiliki masyarakat berdasarkan pada sifat orang Banten yang dahulunya keras untuk mempertahankan kedaulatan wilayah Banten dari para penjajah. Warisan watak tersebutlah yang masih bisa kita lihat pada sifat orang Banten sampai saat ini.
Sumber data:
1. Djajadiningrat,P.A. Hoesein, 1983, Peninggalan Kebudayaan Kerajaan Banten
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_ Banten
Tidak ada komentar:
Posting Komentar